Kali ini gua bakalan posting artikel band yang gua sukai "KELELAWAR
MALAM" beserta arti maksud dari salah satu lagu mereka :)
Kelelawar Malam, Saat Suzanna Bertemu Frankenstein
TEMPO.CO, Jakarta -
Vokalis dan gitar: Sayiba Von Mencekam. Vokalis sekaligus bas: Deta
Beringas. Lead guitar: Fahri Al Maut. Drum: Apin Kiamat. Mereka adalah
Kelelawar Malam.
Band yang dalam situs Myspace mengaku beralirandead/horror metal punk tersebut baru menelurkan albumKelelawar Malam dalam bentuk vinyl di
Borneo Beerhouse, Jakarta, Sabtu, 28 Januari 2012. Selain Kelelawar
Malam, dalam pesta peluncuran album tersebut, turut tampil bandBromocorah, Inlander, dan Skank Macabre.
Kelelawar Malam awalnya merupakan band yang kerap mengusung lagu-lagu band hardcore punk Misfits, Samhain, dan Danzig. "Setelah selalu terdengar jelek di saat kita membawakan band-band tersebut,
lalu kita memutuskan untuk buat lagu sendiri. Setelah beberapa kali
gonta-ganti personel, akhirnya kita mendapatkan formasi yang solid. Dan
jadilah Kelelawar Malam seperti sekarang,” kata Sayiba kepadaTempo.co.
Formasi yang ada sekarang bertahan sejak pertengahan 2008. Dengan susunan personel itu pula, band asal Jakarta ini pernah bergentayangan dalam tur Jawa-Bali bersama band grindcore Bandung, Rajasinga, pada November 2008.
Di Indonesia sendiri, band dengan konsep horor punk seperti
Kelelawar Malam sudah ada dalam sosok Ejakula La Vampira. Ejakula La
Vampira sempat membuka konser Misfits di Pantai Carnival Ancol, Jakarta,
pada 10 April 2010. Berbeda dengan Ejakula La Vampira, Kelelawar Malam
menyuguhkan konsep band horor yang total.
Dalam
aksi mereka, Sayiba dan kawan-kawan kerap meneror penonton dengan
dandanan mereka. Bahkan beberapa kali penampilan Kelelawar Malam
diwarnai aksi teatrikal kuntilanak dan pocong lengkap dengan asap yang
menyelimuti panggung.
Ketika
ditanya mengapa kerap menampilkan aksi seperti itu, Sayiba menjawab,
“Jawaban yang profesional adalah agar para penonton lebih mudah meresapi
pesan-pesan yang terkandung dalam lagu-lagu kami. Jawaban dalam hati
kami adalah agar perhatian orang lebih ke pocong daripada permainan
berantakan kami.”
Tidak hanya aksi panggung, lagu-lagu mereka disesaki lirik-lirik bertema horor. Tengok saja lagu Suzannakenstein.
Dalam lagu tersebut, diceritakan seorang pria yang ditinggal mati
kekasihnya. Si pria tidak terima akan kenyataan tersebut. Ia mencoba
menghidupkan kembali pasangannya. Berhasil! Sang pria menghidupkan
kembali kekasihnya tersebut dengan tenaga listrik.
Namun
peristiwa hidup kembalinya sang kekasih tidak berjalan sesuai dengan
harapan si pria. Bahkan itu menjadi mimpi buruk. Sebab, wanita tersebut
sudah bukan kekasihnya yang dulu lagi. Wanita itu berubah menjadi
monster. Akhirnya sang wanita membunuh si pria.
“Tak ada yang sempurna dalam dunia ini
Tak ada yang berjalan seperti yang diduga
Berbaring bersimbah darah di lantai dingin
Kekasihku kau layak lakukan semua”
Kisah dalam lagu Suzannakenstein mirip
dengan cerita Frankenstein. Namun Kelelawar Malam memodifikasi cerita
tersebut sehingga sosok Frankenstein menjadi seorang wanita. “Akhirnya
saya memutuskan memakai nama Suzannakenstein untuk mewakili karakter
wanita yang ada di lirik lagu saya,” kata Sayiba, sang pencipta lirik.
Dalam
pembuatan lirik, Sayiba banyak terinspirasi dari film-film horor lawas
Indonesia maupun luar negeri. Tak heran jika nama almarhumah ‘Ratu Film
Horor’ Suzanna dicaplok untuk Suzannakenstein.
“Mungkin saya selalu teringat saat-saat waktu kecil menonton film-film
Suzanna di TV. Dan saya juga membutuhkan ikon horor di Indonesia untuk
menjadi inspirasi. Dan tak ada yang lebih pantas daripada Suzanna dalam
hal tersebut di Indonesia,” ujar Sayiba.
Seluruh
lirik Kelelawar Malam digarap Sayiba. Proses kreatif Kelelawar Malam
diawali dengan lirik yang ditorehkan Sayiba. Ia pula yang membuat
musiknya. Setelah itu, Sayiba merekam hanya dengan vokal dan gitar. Lalu
ia mengirim rekaman tersebut melalui surat elektronik ke personel
Kelelawar Malam lainnya untuk direspons. Akhirnya, lagu tersebut dibawa
ke studio untuk proses final.
Salah satu lagu pertama yang ditelurkan Kelelawar Malam adalah Ratu Kegelapan. “Yang saya ingat chord gitar Ratu Kegelapan sama dengan lagu The Exploited yang Alternative,” kata Sayiba.
Jika
Ejakula La Vampira memiliki beberapa lagu berbahasa Inggris, Kelelawar
Malam menggeber seluruh lagunya dalam bahasa Indonesia.
Vinyl Kelelawar Malam sendiri sebelumnya dirilis dalam bentuk CD pada 2010. Bedanya, dalam bentuk vinyl, Kelelawar Malam menyuguhkan 10 lagu, sementara di format CD terdapat 13 lagu. Sebelum album tersebut rilis dalam bentuk vinyl, Kelelawar Malam sudah memuntahkan split vinyl 7 inci dengan band post rock Ghaust.
“Awalnya hanya ngobrol-ngobrol antara saya dan (gitaris Ghaust) Uri (Putra). Kita punya hobi koleksi (vinyl).
Dan kebetulan saya sama Uri buat label atau toko Grieve Records dan
tidak ada yang lebih keren kalau rilisan perdana kita adalah split Kelelawar
/ Ghaust. Lalu, setelah kita dapat bantuan dari Slap Bet Records
(Singapore) dan Cactus Records (Malaysia), maka terjadilah,” kata
Sayiba.
Meski awalnya merupakan band yang membawakan lagu-lagu band seperti Misfits dan Danzig, Kelelawar Malam tidak hanya terpaku pada aliran hardcore. Mereka juga terpengaruh band-band black metal macam Watain dan Darkthrone. Nuansa black metalterasa kental di lagu Manusia Serigala, baik di departemen vokal maupun musik.
Untuk
vokal, Sayiba mengaku banyak meniru teknik Iwan Fals, Mike Ness dari
Social Distortion, dan Glenn Danzig dari Danzig. Sementara itu, untuk
gitar, Sayiba mengkombinasi Mike Ness dan Nocturno Culto dari
Darkthrone. Jika didengar selintas, vokal Sayiba mengingatkan suara
berat Heru ‘Shaggydog’ atau Ipang 'BIP'.
Di
departemen drum, menurut Sayiba, “Apin enggak punya inspirasi. Dia
terbentuk kayak sekarang karena di saat latihan kita semua yang
mengarahkan untuk bermain seperti ini atau itu. Dia sebenarnya tidak
terlalu peduli soal musik. Kalau ditanya tentang perkembangan soal
musik, dia tidak akan tahu dan tidak akan peduli. Saya kira dia bermain
drum lebih karena faktor olahraga.”
Sedangkan
Fahri adalah pemuja gitaris Megadeth, Dave Mustaine. Namun belakangan
dia teracuni gaya permainan gitar pentolan High On Fire, Matt Pike, dan
gitaris Mastodon, Brent Hinds.
Di
sisi bas, Deta merupakan penggila dedengkot Motorhead Lemmy Kilmister.
Kendati demikian, Deta lebih tertarik mengonsep properti panggung
Kelelawar Malam.
Deta
pula yang mengerjakan sampul album Kelelawar Malam. Dengan karya-karya
mirip teknik cukil kayu, sampul tersebut menyempurnakan konsep horor
yang diusung Kelelawar Malam.
Setelah meluncurkan album self-titled dalam bentuk vinyl, Kelelawar Malam menggodok rencana untuk menggarap album kedua. Keinginan band ini pun tidak muluk. ”Membuat album, bermain di panggung dan tur. Saya kira itu saja,” kata Sayiba.
KODRAT
Diskografi:
Bangkit dari kubur / Jalan Gelap - Demo - 2008
Desmodus Rotundus - EP - yesnowave - 2009
Suzannakenstein - Single - Jenggo Records - 2009
Malam Terkutuk - Malaysia Tour Edition - Cactus Records - 2010
Kelelawar Malam - Full-length - Jenggo Records - 2010
Split W/Ghaust - EP 7" - Grieve Records - 2011
Kelelawar Malam - LP 12" - Grieve Records - 2012
Kelelawar Malam:
- Sayiba Rahmat Bajumi aka Mencekam
- Unggul Tri Widetya aka Beringas
- Rangga Adi Saputra aka Kiamat
- Muhammad Fahri aka Al- Maut
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/02/02/112381239/Kelelawar-Malam-Saat-Suzanna-Bertemu-Frankenstein